BUAH
Makalah ini di buat untuk Tugas Kelompok mata
kuliah
Disusun Oleh :
Nama NPM Ttd
Hendro
Susilo 10321428 1.
Khoirum
Mahmuda 10321501 2.
Melly
Rahmadia 10321443 3.
Nurma
Aini 10321 4.
Nurhayati
Rukmana dewi 10321454 5.
Rohani 10321461 6.
Tri
Andri Setiawan 10321470 7.
Dosen Pengampu : Dr. Muhfahroyin,
M.TA/Mustofa K.,S.Pd.
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat
dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah yang berjudul “BUAH” ini membahas mengenai Karakteristik Buah,
Penyerbukan, Pembuahan dan Bakal Buah.
Dengan selesainya makalah ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Muhfahroyin, M.TA/Mustofa K.,S.Pd.,
selaku Dosen Pengampu mata kuliah Morfologi Tumbuhan.
2. Kedua Orang Tua saya yang telah memberikan
doa dan motivasi dalam menyelesaikan
makalah ini.
3. Dan kepada semua pihak yang telah membantu
selesainya makalah ini.
Penulis sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal
itu karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh kerena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
Akhir kata, penulis
mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan.
Metro, 22 Mei 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………..................................... i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..… ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….....iii
BAB I PENDAHULAUN…………………………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….1
1.2
Tujuan……………………………………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………2
2.1 Karakteristik Buah………………………………………………………………....2
2.2 Penyerbukan atau Persarian (Pollinatio) dan Pembuahan (Fertilisatio)…………..
2.3 Bakal Buah (Ovarium)…………………………………………………………….
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………
3.1
Kesimpulan………………………………………………………………………..
3.2
Saran………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULAUN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan
merupakan organisme autotrof. Untuk mempertahankan jenisnya tumbuhan membentuk
buah sebagai cikal bakal menjadi generasi baru. Buah merupakan suatu organ yang
berasal dari bunga yang menyelubungi biji dan nantinya akan berguna untuk
pemencaran. Buah ini tediri dari biji dan badan/daging buah yang menyelubungi
biji. Susunan buah berhubungan erat dengan cara pemencaran biji.
Setiap
tanaman yang berbunga hamper semuanya menghasilkan buah, karena dari buah ini
mengandung biji yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru. Maka dari itu
dalam paper ini akan dibahas tentang buah.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan
makalah yaitu untuk mengetahui tentang Bunga (Karakteristik Bunga, Penyerbukan
dan Pembuahan serta Bakal Biji).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Buah
Secara umum tumbuhan menghasilkan buah,
karena dari buah ini yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru. Buah
merupakan suatu organ yang berasal dari bunga yang menyelubungi biji. Pada pembentukan buah, ada kalanya bagian
bunga selain bakal buah ikut tumbuh dan merupakan suatu bagian buah.
Bagian-bagian bunga yang terkadang tidak gugur, melainkan ikut tumbuh
dan tinggal pada buah, biasanya tidak mengubah bentuk dan sifat buah itu
sendiri, jadi tidak merupakan suatu bagian buah yang penting, misalnya :
a. Daun-daun pelindung. Pada jagung daun-daun
bunga tidak gugur, dan kita kenal kemudian sebagai pembungkus tongkol jagung
(klobot).
b. Daun-daun kelopak. Pada terong dan pada jambu
, masih dapat kita lihat kelopak yang ikut merupakan bagian buah.
c. Tangkai kepala putik. Bagian ini sering
tinggal pada buah, misalnya pada jagung, yang kita kenal sebagai rambut jagung,
juga pada semua macam jambu, masih dapat kita lihat tangkai kepala putik di
bagian ujung buah.
d. Kepala putik. Buah yang masih mendukung
kepala putik ialah buah manggis, yang sekaligus pula dapat menunjukan jumlah
daun buah dan jumlah ruangan dalam buah manggis tadi.
Buah yang semata-mata terbentuk dari bakal
buah, atau paling banyak padanya terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah gugur itu, umumnya
merupakan buah yang tidak terbungkus, jadi merupakan buah yang telanjang (fructus
nudus). Buah ini juga dinamakan buah
sejati atau buah sungguh. Bagian
bunga ikut mengambil bagian dalam pembentukan buah. Bahkan seringkali merupakan
bagian buah yang paling menarik perhatian. Dalam pembicaraan sehari-hari
buahnya yang benar sering kali tidak dikenal lagi. Apa yang dinamakan buahnya
justru bagian bunganya yang telah berubah sedemikian rupa, sehingga menjadi bagian
buah yang penting. Buah yang demikian dinamakan buah palsu atau buah semu (fructus spurius). Pada buah semu buah
dinamakan : Partenokarpi (parthenocarphy).
Buah yang terjadinya dengan cara ini biasanya tidak mengandung biji, atau tidak
ada bijinya, biji itu tidak mengandug lembaga, jadi bijinya tidak dapat
dijadikan alat perkembangbiakan. Pembentukan buah dengan cara ini lazimnya kita
dapati pada pohon pisang (Musa
paradisiaca).
Ikhtisar Tentang Buah
Buah pada umumnya dibedakan dalam dua golongan, yaitu :
a. Buah
semu atau buah
tertutup, yaitu jika buah itu terbentuk dari bakal buah beserta
bagian-bagian lain pada bunga itu, yang malahan menjadi bagian utama buah ini
(lebih besar, lebih menarik perhatian, dan seringkali merupakan bagian buah
yang bermanfaat, dan dapat dimakan), sedangkan buah yang sesungguhnya
tersembunyi.
b. Buah
sungguh atau buah telanjang, yang melulu terjadi
dari bakal buah. Dan jika ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian
ini tidak merupakan bagian yang berarti.
Buah terdiri atas biji dan badan yang
menyelubungi biji kulit badan disebut dinding buah (Pericarpium) dapat
dibedakan menjadi, dinding luar (Exocarpium), dinding dalam (Endocarpium)
dan tengah (Mesocarpium). Susunan buah berkaitan erat dengan cara
pemencaran biji. Pemencaran buah ada yang memerlukan perlindungan, misalnya
buah nyamplung dan ada pemencaran tanpa bantuan. Factor luar yaitu :
·
Hevea,
Ricinus Communis
·
Pemencaran
oleh binatang (Zookari) dan oleh manusia (antropokari)
·
pemencaran
oleh angina (anemokori)
·
pemencaran
oleh air (hidrokori)
Penggolongan Buah Semu
Buah semu dapat
dibadakan dalam :
a. Buah
semu tunggal, yaitu
buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah ini
selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah. Misalnya :
Ø Tangkai bunga. Pada buah jambu monyet (Anacardium ocidentale).
Ø Kelopak bunga. Pada buah ciplukan (Physalis
minima).
b. Buah
semu ganda, ialah jika pada
satu bunga terdapat lebih daripada satu bakal buah yang bebas satu sama lain.
Dan kemudian , masing-masing dapat tumbuh menjadi buah. Tetapi disamping itu
ada bagian lain pada bunga tadi yang ikut tumbuh, dan merupakan bagian buah
yang mencolok (dan seringkali yang berguna), misalnya buah arbe ( fragraria vesca).
c. Buah
semu majemuk, ialah
buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi selurunya dari luar tampak
seperti satu buah saja, misalnya buah nangka (Artocarpus integra Merr), yang terjadi di ibu tangkai bunga yang
tebal dan berdaging, beserta daun-daun tenda bunga yang pada ujungnya berlekatan
satu sam lain, hingga merupakan kulit buah semu ini. Buah beringin (Ficus benyamina) adalah buah semu majemuk
yang terjadi dari dasar bunga bersama yang terbentuk sperti priuk atau bulat
dengan buah-buah yang sesungguhnya di sebelah dalamnya.
Penggolongan Buah Sungguh (Buah Sejati)
Sama halnya dengan buah semu, buah sejati
pertama-tama dapat dibedakan lebih dahulu dalam 3 golongan, yaitu :
1. Buah
sejati tunggal, ialah
buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah saja. Buah ini
dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pua tersusun dari satu atau banyak
daun buah dengan satu atau banyak ruangan, misalnya :
·
buah
mangga (Mangifera indica), mempunyai
satu ruang dengan satu biji,
·
buah
papaya (Carica papaya), yang terjadi
beberapa daun buah dengan satu ruang dan banyak biji.
·
Buah
durian (Durio zibethinus) yang
terdiri beberapa ruang, dan dalam tiap ruangnya terdapat beberapa biji.
2. Buah
sejati ganda, yang
terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah yang bebas satu sama lain,
dan masing-masing bakal bauah menjadi satu buah, misalnya pada cempaka (Michelia champaca).
3. Buah
sejati majemuk, yaitu
buah yang berasal dari suatu bunga majemuk, yang masing-masing bunganya
mendukung satu bakal buah, tetapi setelah menjadi buah tetap berkumpul,
sehingga seluruhnya tampak seperti satu buah saja, misalnya pada pandan (Pandanus tectorius).
Buah Sejati Tunggal
Buah
sejati tunggal adalah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu
bakal buah yang berisi satu biji atau lebih dan dibedakan dalam :
1). Buah sejati tunggal kering (siccus),
yaitu yang bagian luarnya keras dan mengayu atau seperti kulit yang mengering.
2). Buah sejati tunggal berdaging (carnosus),
jika dinding buahnya menjadi tebal berdaging.
Buah
sejati tunggal kering di bedakan lagi dalam :
a).
Yang tidak pecah (indehiscens)
Tiap-tiap buah hanya mengandung 1 biji. Sehingga untuk pemencaran
buah tak perlu pecah untuk melepaskan bijinya. Contohnya :
a. Buah Padi (Caryopsis). Buah
berbiji 1, tidak pecah. Dinding buah tipis, berlekatan menjadi satu dengan
kulit biji. Sedang kulit biji ini kadang-kadang berlekatan pula dengan bijinya.
Buah seluruhnya terbungkus oleh sekam.
b. Buah Kurung (achenium). Buah
berbiji 1 tidak pecah, dinding buah tipis, berdempetan dengan kulit biji,
tetapi kedua kulitnya tidak berlekatan.
c. Buah Serangan (Castanea argentea).
Buah terbentuk dari 2 helai daun buah atau lebih. Bakal bijinya lebih dari
satu, tetapi biasanya yang menjadi biji sempurna hanya satu. Dinding buah
keras, kadang-kadang mengayu, tidak berlekatan dengan kulit biji.
b).
Yang pecah (dehiscens)
Umumnya buah ini mengandung lebih dari satu biji,
sehingga pecahnya buah itu seakan-akan memang dengan suatu tujuan tertentu,
yaitu agar biji terlempar jauh tidak terkumpul si suatu tempat.
Berdasarkan
cara pecahnya, buah ini dibedakan dalam :
a).
Buah berbelah (schizocarpium)
Buah
ini mempunyai dua ruang atau lebih, masing-masing dengan sebuah biji di
dalamnya. Jika pecah tiap ruang terpisah. Menurut jumlah ruang-ruang, buah ini
dibedakan lagi dalam :
- buah belah dua (diachenium). Buah
pada waktu masak membelah menjadi dua bagian, masing-masing menyerupai buah
kurung dengan satu biji di dalamnya, contohnya Centella asiatica (daun
kaki kuda).
- buah belah tiga (triachenium).
Buah membelah menjadi 3 bagian, contohnya Tropoelum majus.
- buah belah empat (tetrachenium).
Buah membelah menjadi empat bagian, contohnya Ocium basilicum
- buah belah lima (pentachenium).
Seperti di atas, buah berbelah menjadi lima bagian.
- buah belah banyak (polyachenium),
seperti terdapat beberapa macam Malvaceae.
2). Buah Kendaga (rhegma)
Buah
ini sifatnya sama dengan buah belah. Tetapi bagian-bagiannya yang terpisah lalu
pecah. Sehingga biji yang ada di dalamnya terlepas dari ruangan. Tiap-tiap
bagian terbentuk oleh satu daun buah. Jadi buah tersusun dari sejumlah daun
buah yang banyaknya sama dengan jumlah ruangan. Menurut jumlah ruang (kendaga)
dapat dibedakan :
- buah kendaga dua (dicoccus). Buah
membelah menjadi 2 kendaga. Masing-masing lalu pecah dan mengeluarkan 1 biji.
- buah kendaga tiga (tricoccus).
Buah membelah menjadi 3 bagian. Contohmya Ricinua, Hevea.
- buah kendaga banyak (polycoccus),
buah menjadi banyak bagian. Misalnya Malvaceae.
3). Buah Kotak.
Terdiri
atas satu atau beberapa daun buah. Buah kotak dibedakan lagi dalam :
- buah bumbung (folliculus). Buah
ini terjadi dari sehelai daun buah. Mempunyai satu ruangan dengan banyak biji,
jarang sekali hanya satu. misalnya: Calotropis, Lochnera.
- buah polongan (legumen). Berasal
dari sehelai daun buah dengan satu ruangan.
- buah lobak (siliqua). Berasal dari
dua daun buahdengan satu ruangan dan dua tembuni yang bertemu di tengah ruangan
hingga merupakan suatu sekat semu. Umumnya terdapat pada Cruciferae.
- buah kotak sejati (capsula).
Berasal dari dua daun buah atau lebih yang mempunyai sejumlah ruangan sesuai
dengan jumlah daun buahnya.
Buah Sejati Ganda
Berasal
dari satu bunga dengan banyak bakal buah yang masing-masing lepas, tetapi
akhirnya merupakan kumpulan buah maupun kelihatan seperti satu.
- buah kurung ganda. Dasar bunga berbentuk
periuk dengan di dalamnya banyak buah : Rosa
- buah batu ganda : Rubus
-
buah bumbung ganda : Michelia
-
buah buni ganda : Annonaceae.
Buah Sejati Tunggal
Berdaging
Umumnya
tidak pecah saat masak, tetapi daya yang pecah, yaitu pada Myristica
fragrans saat masak.
a. Buah Buni (Bacca). Dinding luar
tipis, lapisan dalam tebal, lunak dan berair. Biji lepas dalam lapisan
tersebut, seperti pada Psidium, Averhoeae, Antidesmu.
b. Buah Mentimun (Pepo). Susunannya
dengan buah ini. Kulit luar lebih tebal dan kuat. Di tengah buah sering terdapat
ruang kosong.. cucubitaceae.
c. Buah Jeruk (Hesperidium). Seperti
buah buni dengan 3 lapis kulit buah. Lapisan luar yang kuat dan mengandung
banyak kelenjar minyak atsiri. Lapisan kedua berupa jaringan bunga karang dan
kemudian lapisan yang terdiri atas gelembung-gelembung berisi cairan : Rutaceae.
e. Buah Delima. Dinding luar keras. Hampir
mengayu yang dalam seperti bunga karang tetapi liat, dengan banyak ruang.
Masing-masing ruang dengan banyak biji : Purlca granatum
f. Buah Apel. Dengan 3 lapis buah pala. Yang
luar tipis menjangat, yang tengah berdaging, yang dalam tipis :Pirus malus
g. Buah batu (Drupa) dengan 3 lapis
kulit buah
- eksokarpium ; tipis menjangat
- Mesokarpium : berdaging/berserabut
- endokarpium ; amat keras seperti batu : Mangifera
cocos.
Buah Sejati Majemuk
Barasal
dari suatu bunga majemuk, jadi berasal dari banyak bunga dengan banyak bakal
buah, tetapi seluruhnya seakan-akan merupakan satu buah.
-
buah buni majemuk : Ananas
-
buah batu majemuk : Pandanus
-
buah kurung majemuk : Helianthus.
2.2 Penyerbukan atau Persarian (Pollinatio)
dan Pembuahan (Fertilisatio)
Penyerbukan atau polinasi adalah transfer serbuk sari/polen ke kepala
putik (stigma). Kejadian ini merupakan tahap awal dari proses reproduksi
(Ashari,1998).
Menurut Elisa (2004) penyerbukan merupakan :
- pengangkutan serbuk sari (pollen) dari kepala sari (anthera) ke putik (pistillum)
- peristiwa jatuhnya serbuk sari (pollen) di atas kepala putik (stigma).
Bunga merupakan alat reproduksi yang kelak menghasilkan buah dan biji. Di dalam biji ini terdapat calon tumbuhannya (lembaga). Terjadi buah dan biji serta calon tumbuhan baru tersebut karena adanya penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan merupakan jatuhnya serbuk sari pada kepala putik (untuk golongan tumbuhan berbiji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji (untuk tumbuhan berbiji telanjang) (Sutarno dkk,1997).
Menurut Ashari (1998) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proses polinasi berjalan lancar dengan hasil optimal, antara lain :
1.Sistem penyilangan (breeding system) dan variasi jenis kelamin yang menentukan perlunya penyerbukan silang.
2.Saat penyebaran serbuk sari, reseptimatis stigma induk bunga, seluruh tanaman/ pohon yang dikaitkan dengan aktivitas harian serta musiman vektor penyebuk.
3.Vektor yang berperan dalam penyerbukan.
4.Pengaruh cuaca terhadap sinkronisasi pembungaan, penyebaran serbuk sari, serta aktivitas vektor.
Menurut Elisa (2004) penyerbukan merupakan :
- pengangkutan serbuk sari (pollen) dari kepala sari (anthera) ke putik (pistillum)
- peristiwa jatuhnya serbuk sari (pollen) di atas kepala putik (stigma).
Bunga merupakan alat reproduksi yang kelak menghasilkan buah dan biji. Di dalam biji ini terdapat calon tumbuhannya (lembaga). Terjadi buah dan biji serta calon tumbuhan baru tersebut karena adanya penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan merupakan jatuhnya serbuk sari pada kepala putik (untuk golongan tumbuhan berbiji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji (untuk tumbuhan berbiji telanjang) (Sutarno dkk,1997).
Menurut Ashari (1998) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proses polinasi berjalan lancar dengan hasil optimal, antara lain :
1.Sistem penyilangan (breeding system) dan variasi jenis kelamin yang menentukan perlunya penyerbukan silang.
2.Saat penyebaran serbuk sari, reseptimatis stigma induk bunga, seluruh tanaman/ pohon yang dikaitkan dengan aktivitas harian serta musiman vektor penyebuk.
3.Vektor yang berperan dalam penyerbukan.
4.Pengaruh cuaca terhadap sinkronisasi pembungaan, penyebaran serbuk sari, serta aktivitas vektor.
Bunga merupakan organ tumbuhan yang nantinya akan menjadi buah dan di
dalam buah nanti akan terjadi biji, dan di dalam bijilah terdapat calon
tumbuhan baru.
Penyerbukan ialah jatuhnya serbuk sari pada kepala putik (untuk
golongan tumbuhan biji tertutup) atau jatunya serbuk sari langsung pada bakal
biji (untuk tumbuhan yang berbiji telanjang), Sedangkan yang dimaksud dengan Pembuahan ialah terjadinya perkawinan
(persatuan atau peleburan menjadi satu) sel telur yang terdapat dalam kandung
lembaga didalam bakal biji dengan suatu inti yang berasal dari serbuk sari.
Pembentukan calon tumbuhan baru (lembaga) yang disertai dengan peristiwa
perkawinan antara sel telur dengan inti sperma,disebut: amfimiksis
(amphimixis), disebut : apomiksi (apomixis), jdi partenogenesis adalah salah
satu contoh peristiwa apomiksis. Di samping partenogenesis, masih ada peristiwa
yang lain-lain lagi yang dapat digolongkan dalam apokmisis, a.l.
-
Apogamic,
yaitu terjadinya lembaga dari salah satu inti dalam kandung lembaga, tetepi
bukan dari sel telur, dan juga tanpa perkawinan.
-
Pembentukan
lembaga yang liar (embrioni adventif), yaitu jika terbentuk lembaga dari salah
satu sel pada bakal biji, diluar kandungan lembaga, misalnya dari sel nuselus
atau sel integumuntum.
Jika dalam satu bakal biji, disamping lembaga
yang berasal dari sel telur, masih terjadi apogami atau embrioni adventif, maka
biji yang terjadi nanti merupakan sebuah biji yang didalamnya terkandung lebih
daripada satu lembaga, yang terkena sebagai peristiwa poliembrioni. Peristiwa
poliembrioni dapat kita lihat,jika dari satu biji yang berkecambah, kemudian
muncul lebih dari satu tumbuhan baru,
seperti sering terjadi pada biji jeruk (citrus sp), mangga (mangifera
sp), duku (langsium domesticum coor),dll. Menurut penyelidikan, polimbrioni
hanya terjadi pada bakal biji yang mengalami pembuahan, jadi dari beberapa
keturunan baru itu lazimnya salah satu berasal dari lembaga yang terjadi
sebagai akibat amfimiksis, sedang yang lain karena adanya apomiksis.
Marilah sekarang kita kembali kepa soal
penyerbukan. Telah diterangkan, bahwa yang dinamakan penyerbukan itu adalah
jatuhnya serbuk sari pada kepala putik. Berdasarkan asalnya serbuk sari yang
jatuh dikepala putik itu, penyerbukan dapat dibedakan dalam beberapa macam,
yaitu :
a.
Penyerbukan
sendiri (autogamy), yaitu jika serbuk
sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga itu sendiri,
b.
Penyerbukan
tetangga (geitonogamy), jika serbuk
sari yang jatuh dikepala putik berasal dari bunga lain pada tumbuhan itu juga,
c.
Penyerbukan
silang (allogamy, xenogamy), jika
serbuk sari yang jatuh dikepala putik itu berasal dari bunga tumbuhan lain,
tetapi masih tergolong dalam jenis yang sama,
d.
Penyerbukan
bastar (hybridogamy), jika serbuk
sari berasal dari bunga pada tumbuhan lain yang berbeda jenisnya, atau
sekurang-kurangnya mempunyai satu sifat beda.
Berdasarkan
perbedaan waktu masak antara kepala sari dan kepala putik pada bunga yang
memperlihatkan dikogami, kita dapat membedakan :
1.
Protandri
atau proterandri (protandry, proterogyny), jika dalam satu bunga yang masak
lebih dulu adalah kepala sarinya, baru kemudian kepala putiknya.
2.
Protogini
atau proterogini (protogyny, proterogyny),jika yang masak lebih dulu adalah
putiknya, baru belakangan kepala sarinya.
Adanya herkogami (hercogamy), yaitu jika pada
bunga yang sempurna, duduknya kepala sari dan kepala putik amat berjauhan satu
sama lain, seperti misalnya terdapat pada bunga tumbuhan yang berbunga
kupu-kupu (papilionanceae) dan anggerik (orchidaceae).
Adanya heterostili (heterostyly), yaitu suatu
variasi herkogami, bila pada beberapa individu tumbuhansejenis (species)
terdapat bunga-bunga pada benang sari dan tangkai putik yang berbeda sekali
panjangnya, sehingga dengan demikian penyerbukan sendiri tak mungkin dapat
terjadi.
Heterostili dapat dibedakan lagi dalam :
1. Heterodistili (heterodistyly), jika pada suatu jenis (species) tumbuhan ditemukan
individu-individu dengan dua bentuk (diomosfisme) bunga, yaitu :
-
Individu
dengan bunga yang bertangkai putik panjang dan benang sari yang pendek,
-
Individu
dengan bunga yang bertangkai putik pendeng dan benang sari yang panjang.
2. Heterotristili (heterotristyly), jika dalam suatu jenis (species) ada
individu-individu yang :
-
Mempunyai
bunga dengan tangkai putik pendek dengan benang sari yang sedang atau panjang,
-
Mempunyai
bunga dengan tangkai putik sedang dan benang sari yang pendek atau panjang,
-
Mempunyai
bunga dengan tangkai putik yang panjang dan benang sari pendek atau sedang.
Adanya peristiwa kemandulan (sterilitas).
Bunga yang mempunyai sifat ini, walaupun diserbuki, tetapi penyerbukan diikuti
oleh pembuahan, bahkan mungkin penyerbukan itu justru menyebabkan gugurnya
putik dan bunganya. Jika yang menyebabkan keguguran putik (abortus) itu serbuk
sari dari bunga itu sendiri. Kemandulan sendiri sering terlihat pada anggerik,
oleh sebab itu untuk mendapatkan biji anggerik perlu diadakan penyerbukan
silang.
Tanaman
yang mempunyai nilai strategis yang sangat penting, pada umumnya, tidak
mempunyai masalah dalam penyerbukan, misalnya tanaman pangan
(Padi,Jagung,Palawija dan kedelai). Pada umumnya tanaman tersebut bersifat self
fertile, artinya menghasilkan tepung sari yang subur demikian juga putiknya.
Jenis bunga tanaman pangan seperti padi, kedelai da kacang hijau adalah
sempurna, yaitu dalam sekuntum bunga terdapat bunga jantan (stamen) dan bunga
betina (pistil). Hal tersebut memungkinkan terjadinya penyerbukan sendiri (self
pollination). Di sisi lain, sekelompok tanaman yang pada umumnya tanaman
buah-buahan tahunan bersifat self infertile. Ketidaksuburan tepung sari maupun
ketidaknormalan putik menyebabkan permasalahan dalam proses penyerbukan maupun
pembuahannya (Ashari,2004).
Pada proses penyerbukan, apabila bunga dalam suatu tanaman memiliki tepung sari yang tidak subur maka bunga tersebut memerlukan tepung sari lain yang subur. Ada juga tanaman yang mempunyai bunga sempurna,namun susunan morfologi bunga tidak memungkinkan terjadinya self pollination, misalnya terpisahnya bunga jantan dan bunga betina (salak dan kurma) atau halangan fisik lainnya Dengan demikian, jenis tanaman tersebut memerlukan polinator baik yang alami seperti angin, serangga, atau hewan mamalia maupun manusia untuk memindahkan tepung sari dari kepala sari ke kepala putiknya
Pada proses penyerbukan, apabila bunga dalam suatu tanaman memiliki tepung sari yang tidak subur maka bunga tersebut memerlukan tepung sari lain yang subur. Ada juga tanaman yang mempunyai bunga sempurna,namun susunan morfologi bunga tidak memungkinkan terjadinya self pollination, misalnya terpisahnya bunga jantan dan bunga betina (salak dan kurma) atau halangan fisik lainnya Dengan demikian, jenis tanaman tersebut memerlukan polinator baik yang alami seperti angin, serangga, atau hewan mamalia maupun manusia untuk memindahkan tepung sari dari kepala sari ke kepala putiknya
Menurut
Vektor atau perantara yang menyebapkan dapat berlangsungya penyerbukan, dapat
dibedakan dalam beberapa macam :
a. Penyerbukan dengan perantara angin (anaemophyly,
anemogamy), jika serbuk sari sampai pada bunga yang diserbuki dengan
perantara angin.
Penyerbukan secara anemofili lazimnya akan terjadi pada
tumbuahan yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Menghasilkan banyak sekali serbuk
sari, le,but serta kering tidak berlekatan, hingga mudah sekali berterbengan
jika tertiup angin.
2. Kepala putik mempunyai bentuk seperti
bulu ayam atau seperti benang, hingga kemungkinan menangkap serbuk sari yang
berterbengan menjadi lebih besar.
3. Bunga seringkali tidak memiliki hiasan
bunga (kelopak dan mahkota) atau kedua bagian bunga itu amat tereduksi,
sehingga benang sari maupun kepala putiknya tidak terlindung kalau tertiup
angin.
4. Kepala sari tidak melekat erat pada
tangkai sari.
5. Tempat buna tidak tersembnyi.
b. Penyerbukan
dengan perantara air (hydrophyly, hydrogami). Penyerbukan
dengan cara ini hanya mungkin terjadi pada tumbuhan yang hidup di air saja,
baik yang hidup di air tawar ataupun di laut. Misalnya pada daerah rawa,
sawah-sawahan, kolam (algae). Tetapi satu jenis tumbuhan yang berguna dan biji
yaitu (Hyidrilla verticillata Presl.).
c. Penyerbukan
dengan perantara binatang (zoidiophyly, zoidiogamy). Penyerbukan
seperti ini yaiut binatang mengunjungi bunga tidak mempunyai maksud untuk
menjadi perantara dalam hal penyerbukan, ,ereka bertujuan untuk mencari makan,
misalnya bertujuan mencari madu, berbeda dengan bunga yang bersifat anemofili.
Bunga yang bersifat zoidiofili mempunyai
cirri-ciri berikut :
1.
Mempunyai
warna bunga yang menarik.
2.
Mempunyai
sesuatu yang menarik atau menajadi makanan binatang.
3.
Serbuk
sari serin bergumpal-gumpal dan berperekat, sehingga mudah menempel pada tubuh
binatang yang mengunjungi bunga tadi.
4.
Mempunyai
bentuk yang khusus, sehingga bunga dapat dikuknjungi oleh hewan-hewan tertentu
saja.
Berdasarkan
golongan binatang, penyerbukan
zoidiofili dapat dibedakan antara lain :
1.
Penyerbuka
denga perantara serangga (entomophyly)
2.
Penyerbukan
dengan perantara bururng (ornithophyly)
3.
Penyerbukan
dengan perantara kelelawar (chiropterophyly)
4.
Penyerbukan
dengan perantara siput (malacophyly)
2.3 Bakal Buah
Bakal Buah adalah bagian putik yang membesar, dan biasanya terdapat
ditengah-tengah dasar bunga. Dalam bakal buah terdapat calon biji atau bakal
biji (Ovulum), yang bakal biji itu teratur pada tempat-tempat tertentu dalam
bakal buah tadi. Bagian yang merupakan pendukung bakal biji, disebut tembuni
(plecenta).
Menurut letaknya terhadap dasar bunga kita membedakan :
a. Bakal
buah menumpang (superus), yaitu jika bakal buah duduk
diatas dasar bunga sedemikian rupa, sehingga bakal buah tadi lebih tinggi, sama
tinggi atau bahkan mungkin lebih rendah daripada tepi dasar bunga, tetapi
bagian samping bakal buah tidak pernah berlekatan dengan dasar bunga. Biasanya
bakal buah yang menumpang kita dapati pada bunga yang dasar bunganya cembung,
rata, atau cekung dangkal sperti cawan.
b. Bakal
buah setengah tenggelam (hemi inferus), yaitu jika bakal buah
duduk pada dasr bunga yang cekung, jadi tempat duduknya bakal buah selalu lebih
rendah daripada tepi dasar bunga, dan sebagian dinding bakal buah itu
berlekatan dengan dasar bunga yang berbentuk mangkuk atau piala.
c. Bakal
buah tenggelam (inferus), seperti pada b. tetapi seluruh
bagian samping bakal buah berlekatan dengan dasar bunga yang berbentuk mangkuk
atau piala tadi.
Telah dikemukakan, bahawa pada suatu bunga
mungkin terdapat lebih daripada satu putik, yang masing-masing terdiri atas
satu daun buah. Jadi pada bunga itu terdapat daun-daun buah yang tidak
berlekatan satu sama lain. Dalam hal yan demikian dikatakan bahwa bakal buah
atau putiknya bersifat : apokarp (pistillum apocarpum).
Jika bakal buah terdiri atas daun buah yang
berlekatan satu sama lain, maka bakal bauh (putiknya) dinamakan senokarp (pistillum coenocarpum). Jika perlekatan
daun-daun buah itu hanya merupakan satu putik dengan satu ruang saja, disebut :
parakarp (pistillum paracarpum), tetapi jika dari perlekatan dau-daun itu
terbentuk putik dengan jumlah ruang yang sesuai dengan jumlah daun buahnya,
maka bakal buah atau putik yang demikian
itu dinamakan sinkarp (pistillum
syncarpum).
Berdasarkan jumlah ruang yang terdapat dalam
satu bakal buah, bakal buah dapat dibedakan :
a.
Bakal buah beruang satu (unilocularis),
bakal buah yang beruang satu dapat tersusu atas satu daun buah saja, misalnya
pada bunga tumbuhan yang berbuah polong(leguminosae),
dapat pula tersusun atas lebih daripada satu daun buah, misalnya pada bunag
papaya (Carica papaya), Markisah (Passiflora quadrangularis).
b.
Bakal buah beruang dua (bilocularis).
Bakal buah ini biasanya tersusun atas dua daun buah, seperti lazim terdapat
pada warga suku Brassicaceae (kubis dan sejenisnya).
c.
Bakal buah beruang tiga (trilocularis).
Bakal buah ini terjadi dari tiga daun buah yang tepinya melipat ke dalam dan
berlekatan, sehingga terbentuklah bakal buah dengan tiga sekat, seperti
terdapat pada warga suku getah-getahan (Euphorbiaceae).
d.
Bakal buah beruang banyak (multicolaris),
yaitu bakal buah yang tersusun atas banyak daun buah yang berlekatan dan
membentuk banyak sekat-sekat, dan dengan demikian terjadilah banyak
ruang-ruang, seperti terdapat pada durian (Durio
zibethinus Murr).
Dari
uraian diatas dapat kita ketahui, bahwa ada bakal buah yang mempunyai satu
ruang saja, tetapi ada pula yang mempunyai lebih daripada satu ruang. Jika
dalam bakal buah terdapat lebih daripada satu ruang, maka bakal buah itu
mempunyai sekat-sekatatau dinding pemisah, yang menyebabkan bakal buah terbagi
dalam ruang-ruang tadi.
Sekat-sekat
yang membagi bakal buah menjadi beberapa ruang dapat dibedakan dalam:
a.
Sekat yang sempurna (Septum
completus), yaitu jika sekat ini benar-benar membagi bakal buah menjadi
lebih daripada satu ruang dan ruang-ruang yang terjadi tidak lagi mempunyai
hubungan satu sama lain.
Berdasarkan
asalnya sekat itu, sekat yang sempurna dapat dibedakan lagi dua macam :
1.
Sekat
asli (septum), yaitu jika sekat ini berasal dari sebagian daun buah yang
melipat kedalam yang lalu berubah menjadi sekat, misalnya pada durian (durio
zibethinus).
2.
Sekat
semu (septum spurious), yaitu jika sekat tadi bukan merupakan sebagian daun
buah, tetapi misalnya terdiri atas suatu jaringan yang terbentuk oleh dinding
bakal buah. Bakal buah dengan sekat semu dapat ditemukan misalnya pada kecubung
(daturametel).
b.
Sekat yang tidak sempurna (Septum
incompletes), yaitu sekat-sekat yang membagi bakal buah menjadi beberapa
ruang, tetapi ruang-ruang itu masih ada hubungannya satu sama lain. Melihat
asalnya sekat itu, maka seperti halnya dengan sekat yang sempurna, sekat yang
tidak sempurna ini dapat pula berasal dari suatu bagian daun buah, dapat pula
mempunyai asal yang lain.
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Setiap tanaman yang berbunga menghasilkan
buah. Dari buah mengandung biji yang nantinya akan menjadi individu baru. Buah
merupakan suatu organ yang berasal dari bunga yang menyelubungi.
Baik buah sejati tunggal, buah sejati tunggal
berdaging, buah sejati ganda maupun buah sejati bajemuk mempunyai karakteristik
tersendiri sesuai dengan buah itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus.2009. Pembungaan-penyerbukan
dan pembuahan-tanaman.(Online).
tanaman. Diakses, Minggu, 22 Mei 2011, Pukul 14.35 WIB
Tjitrosoepomo,
Gembong.2003.Morfologi Tumbuhan.Yogyakarta
: Gadjah Mada University Press
No comments:
Post a Comment