MAKALAH SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
“Pemikiran
Ahmad Sukarti dalam pendidikan”
Disusun Oleh:
Febri Eka Andrian (09251076)
Hasroni (09251058)
Fakultas Agama
Islam
Universitas
Muhammadiyah Metro
2011/2012
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan hanya kepada
Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul Pemikiran
Ahmad Sukarti tentang Pendidikan Islam
Kami ingin mengucapkan terima kasih pada beberapa
pihak yang telah berjasa dalam penyusunan makalah ini. Pertama , kepada .
selaku dosen pembimbing mata kuliah Bimbingan Konseling, kedua kepada pihak –
pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
kekurangan dan kekhilafan, karena itu, demi perbaikan makalah ini , segala
kritik , saran , tegur dan masukan yang membangun akan senantiasa kami terima
dengan lapang hati. Semoga makalah ini bermanfaat , khususnya bagi para
mahasiswa.
Metro,1 desember 2011
Penyusun
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………………….I
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………………………..II
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………………………….III
A.
Biografi Ahmad Syukarti…………………………………………………………………………………………………….1
B.
pemikiran Pendidikan………………………………………………………………………………………………………..4
C.
Sistem Pendidikan……………………………………………………………………………………………………………..4
D.
Tujuan Pendidikan dan Kurikulum……………………………………………………………………………………..5
E.
Pendekatan dan Metode……………………………………………………………………………………………………5
F.
Lembaga Pendidikan………………………………………………………………………………………………………….6
KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………………………………………….7
II.PENDAHULUAN
Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Proses pendidikan itu dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasil pencapaian tujuan pendidikan. Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya. Kedua segi tersebut, satu sama lain saling bergantung. Walaupun komponen-komponennya cukup baik, seperti tersedianya sarana dan prasarana serta biaya yang cukup, jika tidak ditunjang dengan pengelolaan yang handal maka pencapaian tujuan tidak akan tercapai secara optimal. Yang menjadi tujuan utama pengelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.
Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Proses pendidikan itu dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasil pencapaian tujuan pendidikan. Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya. Kedua segi tersebut, satu sama lain saling bergantung. Walaupun komponen-komponennya cukup baik, seperti tersedianya sarana dan prasarana serta biaya yang cukup, jika tidak ditunjang dengan pengelolaan yang handal maka pencapaian tujuan tidak akan tercapai secara optimal. Yang menjadi tujuan utama pengelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.
Batasan mengenai pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya. Karena pendidikan secara garis besar merupakan sarana yang paling penting dalam sebuah proses tranformasi budaya. Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.
Selain itu, pendidikan juga Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi melalui dua sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri.
II
III.PEMBAHASAN
A. BIOGRAFI
AHMAD SUKARTI
Nama lengkap Ahmad Surkati adalah Ahmad bin Muhammad Surkati al-Kharraj al-Anshari. Beliau lahir pada tahun 1872 di Afdu Donggala Sudan. Berasal dari keluarga yang taat beragama. Mempunyai ayah yang konon masih ada hubungan dengan Jabir Abdullah al-Anshari, nama ayahnya adalah Muhammad. Masa kecil Ahmad surkati berada dalam keluarga yang taat beragama, sehingga secara tidak langsung ia mendapatkan dasar-dasar agama dari orang tuanya. Ia didik dengan cara Islami, Ia belajar agama, membaca, menulis, menghafal al-Quran.
Pendidikan dalam keluarga menjadi dasar dan membentuk kepribadian inteleknya untuk terus menempuh jalur keilmuan dalam hidupnya meskipun ayahnya telah meninggal, tetapi semangat itu tidak pernah runtuh dan pudar. Semangat untuk terus menuntut ilmu tumbuh dan mendekam dalam diri Ahmad Surkati berkat didikan dan teladan yang di berikan oleh ayahnya. Bahkan sejak kecil Ahmad Surkati sering di ajak yahanya ke forum-forum majlis ilmu. Pada usia 22 tahun Ahmad Surkati menunaikan ibadah haji, kemudian menetap di Madinah selama 4 tahun.
Di madinah Ahmad Surkati belajar berbagai
disiplin ilmu, seperti fiqih, tafsir, hadis.
Setelah 4 tahun berlalu Ahmad
Surkati pindah ke Mekah. Ahmad Surkati
berada di mekah selama 11 tahun, Amad Surkati belajar kepada seorang guru yang
bernama Yusuf al-khayyat.
Kutipan di atas
memperjelas bahwa Ahmad Surkati adalah seorang penuntut ilmu sejati, pantang
menyerah , tidak bosan dan mempunyai daya juang tinggi. Hal ini dapat di pahami
dari kegigihan dan kesabaran Ahmad Surkati dalam menuntut ilmu, baik di Mekah
maupun di Madinah, di sisi lain, waktu yang digunakan juga lama. Hal ini yang
memungkinkan seorang Ahmad Surkati benar-benar ,menjadi seorang pembelajar yang
tangguh dan gigih.
1
Hal ini dapat dibuktikan dengan prestasi
gemilangnya yang diperoleh pada tahun 1906, pada saat berumur 34 tahun, Ahmad
Surkati telah memperoleh ijazah tertinggi guru agama dari pemerintah Istambul
Turki, bahkan Ahmad Surkati menjadi pelajar pertama di Sudan yang memperoleh
ijazah tersebut. Di Arab, Ahmad Surkati masuk empat besar
Sebagai pelajar berprestasi.
Sebagai pelajar berprestasi.
Berbagai prestasi
tersebut, serta dalamnya ilmu yang dimiliki mengantarkan Ahmad Surkati pada
tataran ulama besar. Ramayulis dan
Samsul Nizar menyatakan bahwa Ahmad Surkati meniti karir sebagai guru dan ulama
berawal ketika mulai mengajar di masjid haram al-Musyarafah. Tetapi hal itu tidak berlangsung lama, karena
ia hijrah ke Indonesia untuk mengembangkan ilmunya. Di
Indonesia Ahmad Surkati mendirikan lembaga pendidikan al-Irsyad.
Inti dari
prinsip-prinsip al-Irsyad adalah untuk menumbuhkan budaya ilmiah pada kalangan
umat Islam, dengan merujuk kepada Al-Quran dan sunnah. Ketika budaya ilmiah
tumbuh subur dalam masyarakat Islam maka secara tidak langsung akan membentuk
sebuah pola pikir yang berkarakter Islam dengan merujuk kepada al-Quran dan
sunnah. Yang menarik dari pemikiran Ahmad Surkati adalah ketidak mauannya
memaksakan budaya Arab kepada masyakat Indonesia, hal ini dibuktikan dengan
prinsipnya untuk menciptakan sebuah pemahaman yang dapat diterima oleh dua
komunitas Islam yaiitu Indonesia dengan Arab.
konsep pengembangan yang
dilakukan oleh Ahmad Surkati pada al-Irsyad adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki kondisi religius dan sosio ekonomi kaum muslim dengan mendirikan madrasah, rumah piatu, panti asuhan dan rumah sakit.
2. Menyebarkan reformasi Islam di antara para muslim melalui tulisan dan publikasi, pertemuan, kuliah, kelompok studi dan misi tertentu.
3. Membantu organisasi lain demi kepentingan bersama.
Pengembangan al-Irsyad di atas, dapat dipahami sebagai sebuah terobosan baru di Indonesia terutama dalam hal pembaharuan masyarakat islam, Ahmad Surkati tidak saja mereformasi keadaan masyarakat, melarang sesuatu, tetapi juga memberi solusi cerdas, sehingga apa yang dilakukannya mendapat sambutan yang baik di kalangan masyarakat Islam.
1. Memperbaiki kondisi religius dan sosio ekonomi kaum muslim dengan mendirikan madrasah, rumah piatu, panti asuhan dan rumah sakit.
2. Menyebarkan reformasi Islam di antara para muslim melalui tulisan dan publikasi, pertemuan, kuliah, kelompok studi dan misi tertentu.
3. Membantu organisasi lain demi kepentingan bersama.
Pengembangan al-Irsyad di atas, dapat dipahami sebagai sebuah terobosan baru di Indonesia terutama dalam hal pembaharuan masyarakat islam, Ahmad Surkati tidak saja mereformasi keadaan masyarakat, melarang sesuatu, tetapi juga memberi solusi cerdas, sehingga apa yang dilakukannya mendapat sambutan yang baik di kalangan masyarakat Islam.
2
Dari konsep pengembangan
tersebut, mengindikasikan agama tidak dapat tegak secara sempurna, tanpa di
dukung ekonomi yang mapan dan tingkat pendidikan yang memadai. Di samping itu
untuk mewujudkan keadaan tersebut perlu kerjasama dengan organisasi lain yang
mempunyai visi dan misi yang sama. Peluang tersebut menjadi celah yang
dimanfaatkan Ahmad Surkati dalam mengembangkan al-Irsyad.
Untuk mendukung perombakan dan reformasi pendidikan Islam Indonesia, Ahmad Surkati mendirikan pendidikan berjenjang, yaitu:
1. Madrasah Awaliyah berjenjang tiga tahun.
2. Madrasah Ibtidaiyah berjenjang empat tahun.
3. Madrasah Tajhiziyah berjenjang dua tahun.
4. Sekolah Tinggi yang dinamakan takhassus.
Untuk mendukung perombakan dan reformasi pendidikan Islam Indonesia, Ahmad Surkati mendirikan pendidikan berjenjang, yaitu:
1. Madrasah Awaliyah berjenjang tiga tahun.
2. Madrasah Ibtidaiyah berjenjang empat tahun.
3. Madrasah Tajhiziyah berjenjang dua tahun.
4. Sekolah Tinggi yang dinamakan takhassus.
Adanya penjenjangan
dalam institusi pendidikan yang dilakukan oleh Ahmad Surkati membuktikan
keseriusannya dalam memgembangkan pengetahuan dan syiar Islam di Indonesia.
Bahkan langkah kebijakan pendidikan berjenjang memberi keuntungan akan
kesinambungan keilmuan para siswanya, di sisi lain, adanya pendidikan
berjenjang yang di kelola oleh satu organisasi menjamin ketersambungan
pemahaman dan pencapaian tujuan gerakan organisasi al-Irsyad.
Sebagai seorang ilmuwan Amad Surkati juga seorang penulis yang cukup produktif di antara karyanya adalah:
1. Risalah Surat al-Jawab,berisi tentang alasan Ahmad Surkati dalam hal perkawinan , terutama kaffah.
2. Al-masail al-Thalaq, ditulis pada tahun 1925 membahas tentang pemurnian ajaran islam.
3. Al-Washiyyat al-Amiriyyah, ditulis pada tahun 1918, berisi tentang anjuran berbuat baik.
4. Zedeleer Uit Den Qoran, ditulis pada tahun 1932, membahas tentang akhlak.
5. Al-Khawatir al-Hhisan, berisi tentang sajak-sajak.
6. Al-Dakhirah al-Islamiyah, sebuah majalah yang diterbitkan oleh Amad Surkati pada tanggal 1 Muharram taun 1342 H. Majalah ini membahas tentang masalah keislaman dan pendidikan.
Sebagai seorang ilmuwan Amad Surkati juga seorang penulis yang cukup produktif di antara karyanya adalah:
1. Risalah Surat al-Jawab,berisi tentang alasan Ahmad Surkati dalam hal perkawinan , terutama kaffah.
2. Al-masail al-Thalaq, ditulis pada tahun 1925 membahas tentang pemurnian ajaran islam.
3. Al-Washiyyat al-Amiriyyah, ditulis pada tahun 1918, berisi tentang anjuran berbuat baik.
4. Zedeleer Uit Den Qoran, ditulis pada tahun 1932, membahas tentang akhlak.
5. Al-Khawatir al-Hhisan, berisi tentang sajak-sajak.
6. Al-Dakhirah al-Islamiyah, sebuah majalah yang diterbitkan oleh Amad Surkati pada tanggal 1 Muharram taun 1342 H. Majalah ini membahas tentang masalah keislaman dan pendidikan.
3
B. PEMIKIRAN PENDIDIKAN
Bentuk gerakan pembaharuan Ahmad Syurkati dibidang pendidikan diilhami oleh pembaharuan yang dilakuakn oleh Muhammad Abduh,”transformasi pendidikan dan pemurnian ajaran Islam.”
Bentuk gerakan pembaharuan Ahmad Syurkati dibidang pendidikan diilhami oleh pembaharuan yang dilakuakn oleh Muhammad Abduh,”transformasi pendidikan dan pemurnian ajaran Islam.”
Ahmad Surkati mengatakan
bahwa manusia adalah makhluk ciptaan yang sempurna dalam rangka mengemban tugas
sebagai khalifah di muka bumi. Lebih lanjut Ahmad Surkati menyatakan bahwa
kesempurnaan manusia tersebut perlu di berdayakan, pemberdayaan tersebut dapat
dilakukan dengan pendidikan. Sebab dengan pendidikan potensi yang dimiliki oleh
manusia dapat dimaksimalkan. Ahmad Surkati meyakini bahwa pendidikan dan
pengajaran adalah kunci tercapai dan terciptanya kemajuan peradaban manusia.
Kutipan di atas dapat
dipahami bahwa kesempurnaan manusia dapat lebih ditingkatkan dengan pendidikan.
Pendidikan juga akan mampu menjamin kemajuan peradaban manusia, dengan catatan
pendidikan yang dilakukan dengan pengajaran yang baik berdasarkan al-Quran dan
sunnah.
C. SISTEM PENDIDIKAN
Ahmad Syurkati menyatakan bahwa sistem
pendidikan hendaknya mencerminkan kebutuhan masyarakat. Dalam arti pendidikan
hendaknya mampu mengakomodasi kebutuhan yang ada dalam masyarakat, pernaikan
secara menyeluruh baik jasmani dan rohani dan yang tidak kalah penting sistem
pendidikan harus bersinergi dengan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan.
Dari kutipan di atas,
dapat diambil pengertian bahwa pendidikan hendaknya tidak memisahkan diri
dengan kebutuan masyarakat, pendidikan hendaknya menciptakan suasana yang mampu
memberi kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan masyarakat sekitarnya,
sehingga pendidikan mampu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan
kehidupan masyarakat. Hal itu dapat terwujud ketika pendidikan diarahkan dan
dikembangkan sesuai kebutuhan masyarakat pada saat itu, serta disesuaikan
dengan potensi geografis masyarakatnya.
Perlu juga pendidikan mengkombinasikan nilai
nilai ketuhanan dan kemanusiaan, sehingga ada semacam hubungan yang erat antara
pendidikan dengan Tuhan dan manusia.
4
D. TUJUAN PENDIDIKAN DAN KURIKULUM
Tujuan pendidikan menurut Ahmad Syurkati lebih mengacu kepada perlindungan terhadap manusia dari keterbelakangan dan keangkuhan diri sendiri, terutama dalam posisinya sebagai khalifah Allah di dunia ini. Kutipan tersebut mengindikasikan bahwa pendidikan mempunyai peranan penting dalam membantu individu keluar dari kungkungan kesengsaraan, kemunduran kualitas, kejatuhan nilai diri. Keterbelakangan dan keangkuhan diri, merasa diri mampu memecahkan permasalahan, tantangan dalam meniti dan mengemban kedudukan khalifah di bumi ini.
Al-Irsyad menerapkan
kurikulum modern, dalam arti ada semacam kurikulum yang dibuat secara khusus.
Materi dan kitab disesuaikan berdasarkan dengan tingkat dan waktu lama belajar
santri/siswa. Dalam operasionalnya keiagatan pembelajaran dilakukan secara
sistematis, berurutan dimulai dari awal/ pendahuluan pada setiap kitab yang
akan dipelajari sampai kepada bab penutup. Demikikan juga dalam merujuk dan
menggunakan kitab, biasanya dari kitab yag termudah, kemudian dilanjutkan
kepada kitab yang dianggap paling sulit. Atau dari kitab yang tingkatannya
rendah sampai kepada kitab yang tingkatan tinggi.
Materi pelajaran yang
diajarakan adalah Bahasa Arab, Qawaid, nahwu, Sharf, Balaghah, bahasa Belanda,
agama Islam dari al-Quran beserta tafsirnya, hadis dengan Musthalah hadisnya,
ilmu hitung, ilmu bumi, ilmu ukur/handasah, ilmu mantiq, ilmu tarikh, dan ilmu
tata buku. Konsep di atas terlihat bahwa kurikulum yang
di susun oleh Ahmad Syurkati menunjukkan keahliannya dalam bidang kurikulum,
kurikulum yang di susunnya memberi peluang bagi siswa untuk berkembang dan
berkompetesi berdasarkan kemampaun dan bakat yang mereka miliki.
E. PENDEKATAN DAN METODE
Metode yang digunakan oleh Ahmad Syurkati adalah diskusi, praktek, ceramah, keteladanan.
Metode yang digunakan oleh Ahmad Syurkati adalah diskusi, praktek, ceramah, keteladanan.
Ahmad Surkati mengatakan bahwa untuk
mendapatkan pemahaman dan pengertian yang luas dalam menafsirkan Al-Quran
seorang musafir hendaknya pertama, menguasai berbagai ilmu, ilmu agama Islam
maupun ilmu-ilmu umum lainnya.
5
Kedua, menggunakan pendekatan
ma’thur yaitu memahami dan menafsirkan Al-Quran berdasarkan keterangan Al-quran
dan hadis.
Ketiga, pendekatan tauhid.
Kutipan di atas, dapat dipahami bahwa Ahmad Surkati adalah pakar pendidikan berbagai bidang beberapa disiplin ilmu. Hal ini dapat dilihat dari konsep-konsep yang lebih bersifat aplikatif dan berdaya guna.
Kutipan di atas, dapat dipahami bahwa Ahmad Surkati adalah pakar pendidikan berbagai bidang beberapa disiplin ilmu. Hal ini dapat dilihat dari konsep-konsep yang lebih bersifat aplikatif dan berdaya guna.
F. LEMBAGA PENDIDIKAN
Ahmad Syurkati meyakini bahwa lembaga pendidikan adalah tempat yang penting bagi berlangsungnya proses pendidikan, lembaga pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pendidikan.
Ahmad Syurkati
meyakini bahwa lembaga pendidikan menentukan keberhasilan pendidikan, lebih
lanjut dia mengatakan bahwa lembaga pendidikan yang baik akan melambangkan
kemajuan sebuah pendidikan, sebab dengan adanya lembaga pendidikan yang
dikelola dengan baik akan mengarahkan proses pendidikan terarah dan terprogram
secara jelas dan terorganisir.
Dari kutipan di atas tergambar bahwa
Ahmad Surkati terlahir sebagai manusia yang cerdas, terutama dalam menghasilkan
konsep-konsep bersifat aplikatif.
Konsep tersebut merupakan konsep ideal sebuah
institusi pendidikan. Kalau hal di atas dapat diwujudkan dengan baik maka
institusi pendidikan akan lebih baik dan banyak peminat. Di sisi lain, kualitas
akan makin baik dan terjamin.
6
IV. KESIMPULAN
Dari seluruh data yang
dikaji, jelas bahwa Ahmad Surkati adalah pembaharu dan pemurni ajaran Islam
yang konsentrasi pemikirannya ditujukan ke kalangan masyarakat. Terutama di
dalam pedidikan. Bahwa pemikiran – pemikirannya juga berpengaruh terhadap
pembaharuan dan pemurnian Islam di Indonesia,
Pemikiran –
pemikirannya yang didukung kepribadian penuh kesungguhan dalam mengetengahkan
pandangan keagamaan yang benar, menimbulkan dorongan dan keberanian bagi
pemimpin – pemimpin organisasi semisal Muhammadiyah, Persis, dan Jong
Islamieten Bond. Pemikiran beliau sangat berpengaruh terhadap pendidikan di
Indonesia.
7
No comments:
Post a Comment