Pages

Wednesday, May 23, 2012

MAKALAH SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM “Pemikiran Ahmad Sukarti dalam pendidikan”


MAKALAH SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

“Pemikiran Ahmad Sukarti dalam pendidikan”
Dosen:Sri Andri Astuti,S.Ag.M.Ag


Disusun Oleh:

Febri Eka Andrian (09251076)
Hasroni (09251058)


Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Metro
2011/2012


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan hanya kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul Pemikiran Ahmad Sukarti tentang Pendidikan Islam
Kami ingin mengucapkan terima kasih pada beberapa pihak yang telah berjasa dalam penyusunan makalah ini. Pertama , kepada . selaku dosen pembimbing mata kuliah Bimbingan Konseling, kedua kepada pihak – pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan kekhilafan, karena itu, demi perbaikan makalah ini , segala kritik , saran , tegur dan masukan yang membangun akan senantiasa kami terima dengan lapang hati. Semoga makalah ini bermanfaat , khususnya bagi para mahasiswa.



                                                                        
                                                                                                           Metro,1 desember 2011
                                                                                                                                                                                                 Penyusun


                                
I

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………………….I
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………………………..II
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………………………….III
A.      Biografi Ahmad Syukarti…………………………………………………………………………………………………….1
B.      pemikiran Pendidikan………………………………………………………………………………………………………..4
C.      Sistem Pendidikan……………………………………………………………………………………………………………..4
D.      Tujuan Pendidikan dan Kurikulum……………………………………………………………………………………..5
E.       Pendekatan dan Metode……………………………………………………………………………………………………5
F.       Lembaga Pendidikan………………………………………………………………………………………………………….6
KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………………………………………….7


                                                                   II.PENDAHULUAN

      Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Proses pendidikan itu dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasil pencapaian tujuan pendidikan. Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya. Kedua segi tersebut, satu sama lain saling bergantung. Walaupun komponen-komponennya cukup baik, seperti tersedianya sarana dan prasarana serta biaya yang cukup, jika tidak ditunjang dengan pengelolaan yang handal maka pencapaian tujuan tidak akan tercapai secara optimal. Yang menjadi tujuan utama pengelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.

      Batasan mengenai pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya. Karena pendidikan secara garis besar merupakan sarana yang paling penting dalam sebuah proses tranformasi budaya. Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.
Selain itu, pendidikan juga Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi melalui dua sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri.


II

III.PEMBAHASAN
A.       BIOGRAFI AHMAD SUKARTI

      Nama lengkap Ahmad Surkati adalah Ahmad bin Muhammad Surkati al-Kharraj al-Anshari. Beliau lahir pada tahun 1872 di Afdu Donggala Sudan. Berasal dari keluarga yang taat beragama. Mempunyai ayah yang konon masih ada hubungan dengan Jabir Abdullah al-Anshari, nama ayahnya adalah Muhammad. Masa kecil Ahmad surkati berada dalam keluarga yang taat beragama, sehingga secara tidak langsung ia mendapatkan dasar-dasar agama dari orang tuanya. Ia didik dengan cara Islami, Ia belajar agama, membaca, menulis, menghafal al-Quran.

     Pendidikan dalam keluarga menjadi dasar dan membentuk kepribadian inteleknya untuk terus menempuh jalur keilmuan dalam hidupnya meskipun ayahnya telah meninggal, tetapi semangat itu tidak pernah runtuh dan pudar. Semangat untuk terus menuntut ilmu tumbuh dan mendekam dalam diri Ahmad Surkati berkat didikan dan teladan yang di berikan oleh ayahnya. Bahkan sejak kecil Ahmad Surkati sering di ajak yahanya ke forum-forum majlis ilmu. Pada usia 22 tahun Ahmad Surkati menunaikan ibadah haji, kemudian menetap di Madinah selama 4 tahun.
    
 Di madinah Ahmad Surkati belajar berbagai disiplin ilmu, seperti fiqih, tafsir, hadis.  Setelah 4 tahun  berlalu Ahmad Surkati pindah ke Mekah.  Ahmad Surkati berada di mekah selama 11 tahun, Amad Surkati belajar kepada seorang guru yang bernama Yusuf al-khayyat.
     
Kutipan di atas memperjelas bahwa Ahmad Surkati adalah seorang penuntut ilmu sejati, pantang menyerah , tidak bosan dan mempunyai daya juang tinggi. Hal ini dapat di pahami dari kegigihan dan kesabaran Ahmad Surkati dalam menuntut ilmu, baik di Mekah maupun di Madinah, di sisi lain, waktu yang digunakan juga lama. Hal ini yang memungkinkan seorang Ahmad Surkati benar-benar ,menjadi seorang pembelajar yang tangguh dan gigih.


1
 Hal ini dapat dibuktikan dengan prestasi gemilangnya yang diperoleh pada tahun 1906, pada saat berumur 34 tahun, Ahmad Surkati telah memperoleh ijazah tertinggi guru agama dari pemerintah Istambul Turki, bahkan Ahmad Surkati menjadi pelajar pertama di Sudan yang memperoleh ijazah tersebut. Di Arab, Ahmad Surkati masuk empat besar
Sebagai pelajar berprestasi.
Berbagai prestasi tersebut, serta dalamnya ilmu yang dimiliki mengantarkan Ahmad Surkati pada tataran ulama besar.  Ramayulis dan Samsul Nizar menyatakan bahwa Ahmad Surkati meniti karir sebagai guru dan ulama berawal ketika mulai mengajar di masjid haram al-Musyarafah.  Tetapi hal itu tidak berlangsung lama, karena ia hijrah ke Indonesia untuk mengembangkan ilmunya. Di Indonesia Ahmad Surkati mendirikan lembaga pendidikan al-Irsyad.
Inti dari prinsip-prinsip al-Irsyad adalah untuk menumbuhkan budaya ilmiah pada kalangan umat Islam, dengan merujuk kepada Al-Quran dan sunnah. Ketika budaya ilmiah tumbuh subur dalam masyarakat Islam maka secara tidak langsung akan membentuk sebuah pola pikir yang berkarakter Islam dengan merujuk kepada al-Quran dan sunnah. Yang menarik dari pemikiran Ahmad Surkati adalah ketidak mauannya memaksakan budaya Arab kepada masyakat Indonesia, hal ini dibuktikan dengan prinsipnya untuk menciptakan sebuah pemahaman yang dapat diterima oleh dua komunitas Islam yaiitu Indonesia dengan Arab.
    
      konsep pengembangan yang dilakukan oleh Ahmad Surkati pada al-Irsyad adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki kondisi religius dan sosio ekonomi kaum muslim dengan mendirikan madrasah, rumah piatu, panti asuhan dan rumah sakit.
2. Menyebarkan reformasi Islam di antara para muslim melalui tulisan dan publikasi, pertemuan, kuliah, kelompok studi dan misi tertentu.
3. Membantu organisasi lain demi kepentingan bersama.
Pengembangan al-Irsyad di atas, dapat dipahami sebagai sebuah terobosan baru di Indonesia terutama dalam hal pembaharuan masyarakat islam, Ahmad Surkati tidak saja mereformasi keadaan masyarakat, melarang sesuatu, tetapi juga memberi solusi cerdas, sehingga apa yang dilakukannya mendapat sambutan yang baik di kalangan masyarakat Islam.
2

Dari konsep pengembangan tersebut, mengindikasikan agama tidak dapat tegak secara sempurna, tanpa di dukung ekonomi yang mapan dan tingkat pendidikan yang memadai. Di samping itu untuk mewujudkan keadaan tersebut perlu kerjasama dengan organisasi lain yang mempunyai visi dan misi yang sama. Peluang tersebut menjadi celah yang dimanfaatkan Ahmad Surkati dalam mengembangkan al-Irsyad.
      Untuk mendukung perombakan dan reformasi pendidikan Islam Indonesia, Ahmad Surkati mendirikan pendidikan berjenjang, yaitu:
1. Madrasah Awaliyah berjenjang tiga tahun.
2. Madrasah Ibtidaiyah berjenjang empat tahun.
3. Madrasah Tajhiziyah berjenjang dua tahun.
4. Sekolah Tinggi yang dinamakan takhassus.

Adanya penjenjangan dalam institusi pendidikan yang dilakukan oleh Ahmad Surkati membuktikan keseriusannya dalam memgembangkan pengetahuan dan syiar Islam di Indonesia. Bahkan langkah kebijakan pendidikan berjenjang memberi keuntungan akan kesinambungan keilmuan para siswanya, di sisi lain, adanya pendidikan berjenjang yang di kelola oleh satu organisasi menjamin ketersambungan pemahaman dan pencapaian tujuan gerakan organisasi al-Irsyad.
Sebagai seorang ilmuwan Amad Surkati juga seorang penulis yang cukup produktif di antara karyanya adalah:
1. Risalah Surat al-Jawab,berisi tentang alasan Ahmad Surkati dalam hal perkawinan , terutama kaffah.
2. Al-masail al-Thalaq, ditulis pada tahun 1925 membahas tentang pemurnian ajaran islam.
3. Al-Washiyyat al-Amiriyyah, ditulis pada tahun 1918, berisi tentang anjuran berbuat baik.
4. Zedeleer Uit Den Qoran, ditulis pada tahun 1932, membahas tentang akhlak.
5. Al-Khawatir al-Hhisan, berisi tentang sajak-sajak.
6. Al-Dakhirah al-Islamiyah, sebuah majalah yang diterbitkan oleh Amad Surkati pada tanggal 1 Muharram taun 1342 H. Majalah ini membahas tentang masalah keislaman dan pendidikan.

3
B.  PEMIKIRAN PENDIDIKAN
      Bentuk gerakan pembaharuan Ahmad Syurkati dibidang pendidikan diilhami oleh pembaharuan yang dilakuakn oleh Muhammad Abduh,”transformasi pendidikan dan pemurnian ajaran Islam.”

Ahmad Surkati mengatakan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan yang sempurna dalam rangka mengemban tugas sebagai khalifah di muka bumi. Lebih lanjut Ahmad Surkati menyatakan bahwa kesempurnaan manusia tersebut perlu di berdayakan, pemberdayaan tersebut dapat dilakukan dengan pendidikan. Sebab dengan pendidikan potensi yang dimiliki oleh manusia dapat dimaksimalkan. Ahmad Surkati meyakini bahwa pendidikan dan pengajaran adalah kunci tercapai dan terciptanya kemajuan peradaban manusia.

Kutipan di atas dapat dipahami bahwa kesempurnaan manusia dapat lebih ditingkatkan dengan pendidikan. Pendidikan juga akan mampu menjamin kemajuan peradaban manusia, dengan catatan pendidikan yang dilakukan dengan pengajaran yang baik berdasarkan al-Quran dan sunnah.

C.  SISTEM PENDIDIKAN
 Ahmad Syurkati menyatakan bahwa sistem pendidikan hendaknya mencerminkan kebutuhan masyarakat. Dalam arti pendidikan hendaknya mampu mengakomodasi kebutuhan yang ada dalam masyarakat, pernaikan secara menyeluruh baik jasmani dan rohani dan yang tidak kalah penting sistem pendidikan harus bersinergi dengan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan.
Dari kutipan di atas, dapat diambil pengertian bahwa pendidikan hendaknya tidak memisahkan diri dengan kebutuan masyarakat, pendidikan hendaknya menciptakan suasana yang mampu memberi kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan masyarakat sekitarnya, sehingga pendidikan mampu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan masyarakat. Hal itu dapat terwujud ketika pendidikan diarahkan dan dikembangkan sesuai kebutuhan masyarakat pada saat itu, serta disesuaikan dengan potensi geografis masyarakatnya.
 Perlu juga pendidikan mengkombinasikan nilai nilai ketuhanan dan kemanusiaan, sehingga ada semacam hubungan yang erat antara pendidikan dengan Tuhan dan manusia.
4

D.  TUJUAN PENDIDIKAN DAN KURIKULUM
      Tujuan pendidikan menurut Ahmad Syurkati lebih mengacu kepada perlindungan terhadap manusia dari keterbelakangan dan keangkuhan diri sendiri, terutama dalam posisinya sebagai khalifah Allah di dunia ini. Kutipan tersebut mengindikasikan bahwa pendidikan mempunyai peranan penting dalam membantu individu keluar dari kungkungan kesengsaraan, kemunduran kualitas, kejatuhan nilai diri. Keterbelakangan dan keangkuhan diri, merasa diri mampu memecahkan permasalahan, tantangan dalam meniti dan mengemban kedudukan khalifah di bumi ini.
Al-Irsyad menerapkan kurikulum modern, dalam arti ada semacam kurikulum yang dibuat secara khusus. Materi dan kitab disesuaikan berdasarkan dengan tingkat dan waktu lama belajar santri/siswa. Dalam operasionalnya keiagatan pembelajaran dilakukan secara sistematis, berurutan dimulai dari awal/ pendahuluan pada setiap kitab yang akan dipelajari sampai kepada bab penutup. Demikikan juga dalam merujuk dan menggunakan kitab, biasanya dari kitab yag termudah, kemudian dilanjutkan kepada kitab yang dianggap paling sulit. Atau dari kitab yang tingkatannya rendah sampai kepada kitab yang tingkatan tinggi.

Materi pelajaran yang diajarakan adalah Bahasa Arab, Qawaid, nahwu, Sharf, Balaghah, bahasa Belanda, agama Islam dari al-Quran beserta tafsirnya, hadis dengan Musthalah hadisnya, ilmu hitung, ilmu bumi, ilmu ukur/handasah, ilmu mantiq, ilmu tarikh, dan ilmu tata buku. Konsep di atas terlihat bahwa kurikulum yang di susun oleh Ahmad Syurkati menunjukkan keahliannya dalam bidang kurikulum, kurikulum yang di susunnya memberi peluang bagi siswa untuk berkembang dan berkompetesi berdasarkan kemampaun dan bakat yang mereka miliki.

E.  PENDEKATAN DAN METODE
Metode yang digunakan oleh Ahmad Syurkati adalah diskusi, praktek, ceramah, keteladanan.
 Ahmad Surkati mengatakan bahwa untuk mendapatkan pemahaman dan pengertian yang luas dalam menafsirkan Al-Quran seorang musafir hendaknya pertama, menguasai berbagai ilmu, ilmu agama Islam maupun ilmu-ilmu umum lainnya.
5
Kedua, menggunakan pendekatan ma’thur yaitu memahami dan menafsirkan Al-Quran berdasarkan keterangan Al-quran dan hadis.
 Ketiga, pendekatan tauhid.
Kutipan di atas, dapat dipahami bahwa Ahmad Surkati adalah pakar pendidikan berbagai bidang beberapa disiplin ilmu. Hal ini dapat dilihat dari konsep-konsep yang lebih bersifat aplikatif dan berdaya guna.

F.  LEMBAGA PENDIDIKAN
      Ahmad Syurkati meyakini bahwa lembaga pendidikan adalah tempat yang penting bagi berlangsungnya proses pendidikan, lembaga pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pendidikan.

Ahmad Syurkati meyakini bahwa lembaga pendidikan menentukan keberhasilan pendidikan, lebih lanjut dia mengatakan bahwa lembaga pendidikan yang baik akan melambangkan kemajuan sebuah pendidikan, sebab dengan adanya lembaga pendidikan yang dikelola dengan baik akan mengarahkan proses pendidikan terarah dan terprogram secara jelas dan terorganisir.
      Dari kutipan di atas tergambar bahwa Ahmad Surkati terlahir sebagai manusia yang cerdas, terutama dalam menghasilkan konsep-konsep bersifat aplikatif.
 Konsep tersebut merupakan konsep ideal sebuah institusi pendidikan. Kalau hal di atas dapat diwujudkan dengan baik maka institusi pendidikan akan lebih baik dan banyak peminat. Di sisi lain, kualitas akan makin baik dan terjamin.





6



IV. KESIMPULAN

Dari seluruh data yang dikaji, jelas bahwa Ahmad Surkati adalah pembaharu dan pemurni ajaran Islam yang konsentrasi pemikirannya ditujukan ke kalangan masyarakat. Terutama di dalam pedidikan. Bahwa pemikiran – pemikirannya juga berpengaruh terhadap pembaharuan dan pemurnian Islam di Indonesia,

Pemikiran – pemikirannya yang didukung kepribadian penuh kesungguhan dalam mengetengahkan pandangan keagamaan yang benar, menimbulkan dorongan dan keberanian bagi pemimpin – pemimpin organisasi semisal Muhammadiyah, Persis, dan Jong Islamieten Bond. Pemikiran beliau sangat berpengaruh terhadap pendidikan di Indonesia.









7
                                                                                                                                                                        

No comments:

Post a Comment